SALAWAT SUNYI
Dalam Kekasih,
namamu masih membenamkan mataku dalam telaga
rindu. Bergetar di gericik darahku. Dan rasanya
tak ada udara tanpa abjadmu. Tak kulihat gelap
atau terang. Kata-katamu sungguh wangi
meski tak benar kudengar. Tak ada sejuk
atau gerah. Hanya penuh dirimu yang tak terlukiskan.
Namun hanya itu. Tak bisa kau mewujud dalam pribadiku.
Apa masih ada guna rindu tanpa ketemu?
Tak bisa memetik puncak di keramaian pasar.
Tak bisa gerakkan kaki seperti jalanmu.
Tak bisa berkata seperti yang ucapanmu.
Tak bisa tersenyum seperti senyummu.
Tak bisa cinta seperti cintamu.
Dalam Kekasih,
namamu masih membenamkan mataku dalam telaga
rindu. Bergetar di gericik darahku. Dan rasanya
tak ada udara tanpa abjadmu. Tak kulihat gelap
atau terang. Kata-katamu sungguh wangi
meski tak benar kudengar. Tak ada sejuk
atau gerah. Hanya penuh dirimu yang tak terlukiskan.
Namun hanya itu. Tak bisa kau mewujud dalam pribadiku.
Apa masih ada guna rindu tanpa ketemu?
Tak bisa memetik puncak di keramaian pasar.
Tak bisa gerakkan kaki seperti jalanmu.
Tak bisa berkata seperti yang ucapanmu.
Tak bisa tersenyum seperti senyummu.
Tak bisa cinta seperti cintamu.
Komentar
Posting Komentar