BADAI GUNUNG
Bisik-bisik gaib mejamkan jam tanpa angka. --Hoi, siapa di seberang menabur kabut gelap. Apa sepimu bangkitkan iseng yang akut? Gelisah tak habis menziarahi malam meski matahari menggantung di ujung zenit.
Nama-nama itu saja yang kuterima depan pintu. Merecoki khusukku pada zat yang juga tak kupahami. --Tak hanya terbaca. Mereka merayapi sekujur tubuh dan menusukkan bisanya dalam-dalam di gumpalan-gumpalan darahku yang berdetak. Sebegitu jauh, mungkinkah neraka sama saja.
Rasa mengambang. Tak paham panas atau dingin. Badai ini membiakkan badai juga di kepala. Kabut ini menebalkan kabut juga di dada yang senja. Seribu abjad memanah tubuhku bersamaan. Tak bisa meneteskan makna. Meskipun, tak berarti kehilangan arti.
Bisik-bisik gaib mejamkan jam tanpa angka. --Hoi, siapa di seberang menabur kabut gelap. Apa sepimu bangkitkan iseng yang akut? Gelisah tak habis menziarahi malam meski matahari menggantung di ujung zenit.
Nama-nama itu saja yang kuterima depan pintu. Merecoki khusukku pada zat yang juga tak kupahami. --Tak hanya terbaca. Mereka merayapi sekujur tubuh dan menusukkan bisanya dalam-dalam di gumpalan-gumpalan darahku yang berdetak. Sebegitu jauh, mungkinkah neraka sama saja.
Rasa mengambang. Tak paham panas atau dingin. Badai ini membiakkan badai juga di kepala. Kabut ini menebalkan kabut juga di dada yang senja. Seribu abjad memanah tubuhku bersamaan. Tak bisa meneteskan makna. Meskipun, tak berarti kehilangan arti.
Komentar
Posting Komentar